Pra Kongres I dan Kongres I Kebudayaan Batak Toba Ingin Menjawab Kekhawatiran Degradasi Milenial Soal Budaya Batak

JAKARTA, tanobataknews.com
Salah satu tujuan penting digelarnya Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba dan Bulan Kebudayaan Batak yang nantinya akan berlanjut ke Kongres I adalah, upaya ingin menjawab kekhawatiran timbulnya degradasi kecintaan terhadap budaya Batak, khususnya kalangan generasi milenial.
Sebab dalam kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan di kalangan orangtua masyarakat Batak yang tidak lagi mengajarkan bahasa Batak kepada para anak-anaknya. Lebih-lebih lagi soal pemahaman adat dan tradisi pesta adat Batak yang di cap ribet dan mahal oleh kaum milenial.
Hal ini diungkapkan Ketua Umum Batak Center, Ir. Sintong M. Tampubolon, dalam sambutannya pada acara Pembukaan Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba dan Bulan Kebudayaan Batak, di Balai Soesilo Soedarman, Gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin (26/09/2022).
“Yang kita ketahui, sangat banyak kaum milenial Batak zaman sekarang ini yang tidak bisa lagi berbahasa Batak. Ini tentu menjadi sebuah kerisauan kita bersama. Bahkan Sebuah penelitian menunjukkan, di antara 600-700 bahasa lokal di Indonesia, salah satu bahasa lokal yang terancam punah adalah Bahasa Batak,’ ungkapnya dalam sambutannya.
Sebab itu, lanjutnya, melalui kegiatan Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba selama dua hari ini dan dilanjutkan dengan Kongres Kebudayaan Batak I di Balige pada 20-22 Oktober 2022, diharapkan ada semacam panduan penggunaan Bahasa Batak Toba agar orang-orang akan bergairah lagi untuk berbicara Bahasa Batak,” imbuhnya.
Karena itu, melalui kegiatan Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba yang nantinya dilanjutkan dengan Kongres I Kebudayaan Batak Toba di Balige, dapat menjawab setidaknya dalam soal Bahasa Batak.
“Sebab itu, dengan kegiatan selama dua hari ini dan dilanjutkan dengan Kongres Kebudayaan Batak I di Balige pada 20-22 Oktober 2022, diharapkan ada semacam panduan penggunaan Bahasa Batak Toba agar orang-orang akan bergairah lagi untuk berbicara Bahasa Batak,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Jimmy Bernando Panjaitan sangat mengapresiasi Batak Center yang mengadakan Bulan Kebudayaan Batak Toba dan Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba.
“Kami BPODT sebagai satuan kerja di bawah Kemenparekraf yang tugas khususnya mengembangkan pariwisata berkelanjutan berbasis kearifan lokal di kawasan Danau Toba. Tentu kami punya kepentingan terhadap Kebudayaan Batak Toba, karena tanpa kebudayaan Batak, Danau Toba hanya akan menjadi salah satu danau saja diantara ribuan danau lainnya,” ungkapnya.
Sebab itu kami akan mendukung pelaksanaan Kongres I Kebudayaan Batak Toba pada Oktober 2022 nanti di Balige.
“Kami akan mendukung Kongres I Kebudayaan Batak Toba pada tanggal 20-22 Oktober 2022 di Balige, Museum TB Silalahi Center yang tentunya bertujuan melestarikan Budaya Batak Toba agar tetap relevan di masa kini dan kancah global,” tandasnya.
Bahkan, dalam hal menumbuhkan kecintaan budaya Batak bagi kalangan milenial, Jimmy Bernardo Panjaitan yang masih tergolong milenial ini mengatakan, agar para orangtua memberi ruang bagi mereka yang masih muda dalam partispasinya menjalankan adat.
“Kami juga yang tergolong milenial ini agar diberi ruang dalam patrtisipasi menjalankan adat itu sendiri. Supaya, lebih banyak yang berpartispasi, baru kemudian akan dilanjutkan dengan bagaimana bersama-sama melestarikannya, dan siapa saja yang jadi pilihan untuk bisa terlibat menjalankan adat itu sendiri,” tambahnya.
Adapun Ketua Panitia Kongres I Kebudayaan Batak Toba, Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S menjelaskan tujuan digelarnya Kongres ini karena adanya fakta yang mengatakan, banyaknya generasi muda Batak yang sudah tidak lagi berbahasa Batak.
“Jadi, tujuan Kongres I ini adalah untuk me-revitalisasi dan pelestarian budaya Batak Toba. Revitalisasi itu punya tiga makna yaitu penggalian, pengelolaan dan pengendalian. Pengendalian ini penting agar dalam penyelenggarannya sesuai dengan koridornya, sebagai dasar generasi muda ke depan. Inilah yang kelak kita wariskan kepada anak anak cucu kita,” ungkapnya dalam kesempatan Pemaparan soal Kongres I, di di Balai Soesilo Soedarman, Gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin (26/09/2022).
Dari informasi diketahui, Kongres I di Balige nantinya akan dihadiri sekitar 350 orang peserta dari berbagai penjuru Nusantara, khususnya dari Sumatera Utara dan dari Jakarta. Para peserta juga merupakan stakeholder dari apa yang akan dihasilkan dari Kongres I ini.

Sebelumnya, Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba dan Bulan Kebudayaan Batak dari Batak Center (Pusat Habatahon) dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. Sandiaga Salahudin Uno, M.B.A secara zoom, disela kesibukannya di Bali, dalam rangka mengecek persiapan Hari Pariwisata Dunia (World Tourism Day) 2022, yang dilaksanakan tanggal 27 September 2022.
Beberapa saat setelah sambutan dan Pembukaan Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba dan Bulan Kebudayaan Batak secara resmi oleh Dr. H. Sandiaga S. Uno, M.B.A dari Bali, disambut dengan pemukulan gong oleh Ketua Umum Batak Center, Ir. Sintong M. Tampubolon di Balai Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta Pusat.
Dalam pemukulan gong, Ketua Umum Batak Center, Ir. Sintong M. Tampubolon didampingi para tokoh Batak lainnya di panggung, seperti: Ketua Panitia Pra Kongres I, Irjen Pol (Purn) Drs. Erwin T.P Lumban Tobing; Sekjen Batak Center, Drs. Jerry Sirait; Ketua Umum Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI), Dr. Ronsen M. Pasaribu, S.H., M.M; Ketua Umum Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT), Drs. Maruap Siahaan, M.B.A; Ketua Kongres I, Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S; Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Jimmy Bernando Panjaitan; mantan Anggota DPD R.I, Parlindungan Purba, dan lain-lain. DANS